Untuk para
akademisi, menghasilkan karya ilmiah yang berujung dipublikasikan di sebuah
jurnal yang diakui menjadi sebuah keharusan. Sayangnya banyak jurnal lokal kita
masih belum terakreditasi baik nasional maupun internasional. Ditambah lagi
banyak jurnal “abal-abal” di luar sana yang berkategori internasional yang hadir
menawarkan jasanya untuk mempublikasikan karya ilmiah para akademisi
Mengapa jurnal harus terindeks di Scopus atu Thomson, apakah kita bisa mengindeks secara mandiri dengan akreditasi dan penilaian versi kita sendiri Indonesia? Saat ini jurnal di Indonesia juga di beberapa negara lain jika ingin terindeks atau dinilai oleh Internasional, lembaga atau organisasi yang menaungi dan utama melakukannya adalah Scopus. Sehingga untuk sementara ini kita hanya bisa mengikuti aturan Scopus.
yang pada akhirnya dapat berakibat fatal bagi nasib karya ilmiah akademisi alias tidak diakui. Namun pada prinsipnya untuk saat ini akademisi perlu mempublikasikan karya ilmiahnya secara online agar dapat dibaca dan disitasi oleh akademisi lain yang berujung pada meningkatnya nilai kinerja karya ilmiah kita (yg dikenal dengan istilah h-index). Untuk itu perlu bagi pengelola jurnal atau akademisi untuk bisa mempublikasikan karya ilmiahnya pada jurnal yang terindeks seperti Scopus, Ebscom Google Scholar, dll.
Mengapa jurnal harus terindeks di Scopus atu Thomson, apakah kita bisa mengindeks secara mandiri dengan akreditasi dan penilaian versi kita sendiri Indonesia? Saat ini jurnal di Indonesia juga di beberapa negara lain jika ingin terindeks atau dinilai oleh Internasional, lembaga atau organisasi yang menaungi dan utama melakukannya adalah Scopus. Sehingga untuk sementara ini kita hanya bisa mengikuti aturan Scopus.
yang pada akhirnya dapat berakibat fatal bagi nasib karya ilmiah akademisi alias tidak diakui. Namun pada prinsipnya untuk saat ini akademisi perlu mempublikasikan karya ilmiahnya secara online agar dapat dibaca dan disitasi oleh akademisi lain yang berujung pada meningkatnya nilai kinerja karya ilmiah kita (yg dikenal dengan istilah h-index). Untuk itu perlu bagi pengelola jurnal atau akademisi untuk bisa mempublikasikan karya ilmiahnya pada jurnal yang terindeks seperti Scopus, Ebscom Google Scholar, dll.
Berikut akan
dibahas cara-cara teknis bagaimana cara yang mudah mengindeks Jurnal. Indeksasi
Jurnal yang ada misalnya: Google
Scholar, DOAJ, Portal Garuda DIKTI, EBSCO, CrossRef/DOI, Scopus, Thomson
Reuters.
1. Google Scholar
a. Login ke email Gmail, buat akun baru
"namajurnalanda@gmail.com"
b. Buka Google Scholar di
htt[://scholar.google.com
c. Klik di My Citations
d. Buat dulu Profilnya serta lakukan
verifikasi
e. Isikan Metadata untuk Profil Per
parper Apakah metadata itu? Metadata berisi: judul, Abstrak, nama penulis, dan
keywords"
2. DOAJ
a. Buka portal DOAJ
b. Jurnal harus sudah Open Access
c. Portal kita buat dalam bahawa inggris
walaupun artikel-artikel jurnal kita berbahasa indonesia
d. Title dan lainnya harus berbahasa
inggris.
3. SCOPUS dan Thomson Reuters buka www.scopus.com
a. Adanya peer- reviewed
b. Keberkalaan jurnal yang kontinyu dan
tidak terputus
c. Referen in Roman Script and English
Language. Khususnya pada Abstract dan Title (walaupun isi jurnal berbahasa lain
seperti Arab ataupun Indonesia)
d. Hindari Publication Ethics artinya
plagiarisme
e. Pastikan multikultural pada tiap
editor, reviewer, writer kalo bisa dari 5 benua (Amerika, Australiam, Asia,
Eropa, dan Afrika)
4. DOI
a. Buka pada http://dx.doi.org/10.9767/bcrec.8.1.4394.14-33