Free tutorials and consultations MENDELEY, SPSS, EXPERT CHOICE, SUPER DECISION, etc. Every Friday at 10:00 am on the 3rd Floor of Campus A STEI Indonesia. Please call the cellphone number or WA 081210106680.

20080120

Soal Perubahan Iklim - Sikap Bumi Kita

Baru-baru ini rame dibahas secara International soal 'CLIMATE CHANGE' di Bali, ga tanggung-tanggung puluhan bahkan ratusan negara membahas soal ini. Saya jadi ingat dengan cerita dari seseorang yang gak saya kenal (kata nenek saya 'kalo mendengarkan itu jangan liat siapa yang ngomong tapi liat apa yang diomongkan! bermanfaat apa tidak, jadi meskipun ga kenal ya ga pa pa didengarkan yang penting itu tadi 'bermanfaat ato tidak', soalnya menarik juga sih), begini ceritanya :
Suatu sore saya diajak temen saya si Nanda (temen SMP di Sorong dulu)ke rumah seorang mantan Jendral Polisi yang saya dah lupa namanya (Nanda juga saya ga tau dimana sekarang), tinggalnya di sekitar Ragunan - Pasar Minggu, yang saya ingat rumahnya di Gang Kancil (wah jendral koq tinggal di gang ya!), karena itu beliau dijuluki 'Jendral Kancil'. Kami datang kesana untuk urusan yang saya ga terlalu pusing (cuman ngantar teman saya koq) yaitu nanyain soal dana revolusi, soalnya temen saya ini getol banget ngurusin yang kayak gituan dan katanya Jendral Kancil ini banyak taunya karena koneksinya meliputi level atas maupun level bawah!! Yang menarik adalah saat itu ada seorang 'jawa' yang juga 'sowan' kesitu dan secara kebetulan didiskusikan soal Bumi Kita ini yang mulai sering marah2, waktu itu dia berkata (sebut saja Kang Sastro) : Bumi ini sekarang mulai panas! dan sebentar lagi mulai akan sering bergejolak (waktu itu tahun 1996, udah lama sih), bumi mulai marah karena ulah manusia!
Saya : ulah manusia gimana pak!
Kang Sastro : ya, manusia sekarang sudah kurang ajar dan ga punya sopan santun dan tata krama lagi pada bumi! padahal kalo diusut bumi itu adalah nenek moyang manusia!
Jendral Kancil : (manggut2 sambil merem dan tersenyum)
Nanda : maksud loh! eh maksudnya apa pak?
Kang Sastro : Coba lihat! dimana-mana didunia ini, terutama di indonesia saja lah! manusia mulai sering menebang pohon, membuka lahan, mambangun gedung, irigasi, perkebunan, pabrik dll dengan seenaknya saja!, yang diperhitungkan cuman UANG, UANG dan UANG, dan mereka lupa sama sekali dengan BUMI yang di obrak abrik sedemikian rupa hanya untuk mendapatkan UANG itu. Yang ditakuti cuman pemerintah karena takut di tangkap, yang pada akhirnya nanti toh bisa DIAKALI. Mereka benar-benar gak mikirin bumi itu sendiri yang di acah-acah 'sak enak udele'.
Kang Sastro : Dulu kalo kita mau bongkar hutan untuk buat kebun musti ada acara adat 3 hari 3 malam sebagai bentuk penghormatan pada bumi, semacam permohonan ijin untuk membangun diatas tanah tersebut (wah sirik nih!). Trus dulu kalo pak tani mau buka lahan untuk sawah, dia akan melakukan perhitungan untuk membuka lahan, menanam maupun rencana memanen dengan memperhatikan kondisi alam dan cuaca, pokoknya ngeliat perasaan bumi atau alam banget. Sekarang dengan teknologi yang sangat canggih dan obat-obat penyubur tanaman beraneka ragam, bercocok tanam sudah tidak perlu lagi melihat kondisi alam secara umum, musim hujan maupun kemarau sebuah spesies tanaman bisa saja tumbuh dan menghasilkan. Akhirnya saat ini arogansi manusia seolah-olah mampu menaklukan alam atau bumi ini. Dan cenderung mempertimbangkan perasaan bumi, termasuk kegiatan penebangan hutan, pembangunan perumahan didaerah resapan, dll. Sangat menunjukkan kalo manusia sudah ga peduli sama yang namanya bumi.
Kang Sastro : (tarik napas dalam2) makanya bumi sekarang dan nanti mulai protes nggak terima raganya diacak2 ga karuan hanya untuk kepentingan manusia yang selalu merasa sebagai mahluk tuhan yang paling beruntung karena dikaruniai kesempurnaan akal dan pikiran. Bumi pun akan mulai marah-marah ga karuan maksudnya, banjir, gunung meletus, sunami, gempa bumi, longsor, semburan lumpur, gas beracun, dll.
Hanya beberapa orang-orang bijak yang masih menghargai alam ini dengan melindungi bumi ini dari kehancuran. Dan masih banyak orang bijak dan hebat didunia ini yang masih sangat peduli dengan nasib bumi ini. Beberapa pemimpin besar ada yang demikian menghargainya bumi ini sampai2 dimanapun dia mendarat selalu mencium tanah persinggahannya. Tapi bukan berarti itu yang harus kita lakukan.
Kang Sastro : Dulu kalo mau bangun jembatan saja harus motong sapi dan digelar upacara adat di tempat pembangunan jembatan tersebut. Sekarang boro-boro bikin acara, belum selesai bangun, uang anggaran pembangunan proyek jembatan sudah abis entah kemana, alih-alih menghormati bumi. Makanya pantaslah kalo bumi mulai marah2.
Saya : waaah serem juga ya! memang sih kita dah lupa sama bumi kita ini, liat saja efek rumah kaca, pengurangan lapisan ozon, penggundulan hutan, yang terjadi selama ini sangat mencerminkan ketidak pedulian manusia pada bumi ini.
Kang Sastro : Dan kalo bumi sudah marah, tidak ada yang bisa menghentikan kecuali yang DIATAS sana, nanti akan kamu lihat sendiri.
Kesimpulan : bisa nggak kita membenahi sikap kepada bumi kita selama ini, penghijauan, ketertiban perilaku ke alam untuk melakukan